Jakarta- Yulion Mirin merupakan salah satu siswa peserta Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), program Kemendikbudristek yang dikelola Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik). Siswa asal Kabupaten Pegunungan Bintang Propinsi Papua Pegunungan ini menjalani pendidikan di SMAN 1 Melaya, Jembrana, Bali.
Yulion ternyata bukan sekedar siswa yang lolos seleksi ADEM Tahun 2021 lalu. Anak ketiga dari empat bersaudara ini ternyata punya kiprah dan prestasi yang luar biasa. Tahun 2023 ini, Yulion dinobatkan sebagai Duta Penggerak Literasi Propinsi Papua Tahun 2023 karena kegiatannya dalam meningkatkan minat baca dan belajar siswa-siswa di pedalaman Papua sejak Tahun 2021. Pada tahun yang sama,Yulion juga diberi penghargaan sebagai Duta Inisiatif Propinsi Papua karena kepeduliannya pada lingkungan. Saat ini,Yulion sedang mencoba membuat eco bricks, yakni memanfaatkan aneka botol plastik sebagai media tanam.
Baca juga:Siswa ADEM 3 T di Kupang Penuh Antusias dan Punya Cita-Cita
Namun, tak hanya itu, Yulion juga mengikuti berbagai kegiatan berskala nasional dan internasional yang beberapa diantaranya meraih medali. Beberapa kegiatan dan penghargaan itu antara lain sebagai peserta Global Youth Conference (GYC) pada tahun 2021 dan kemudian Tahun 2022 menjadi panitia pada konferensi internasional GYC. Pada GYC itu, Yulion menunjukkan ketertarikannya dalam isu-isu global. Sedangkan pada Tahun 2023, Yulion terpilih sebagai Pemuda Parlemen Indonesia Provinsi Papua Pegunungan.
Dalam hal prestasi, Yulion juga memperlihatkan kemampuannya. Tahun 2021,Yulion meraih medali emas dalam Olimpiade Wawasan Inovasi Nusantara tahun 2021. Pada Tahun yang sama, juga menjadi Juara 2 Umum Nasional dalam Olimpiade Cenderawasih Kewarganegaraan Indonesia (OCKI). Sedangkan Tahun 2022 menjadi Juara 1 Umum Nasional dalam Olimpiade Kewarganegaraan Indonesia (OKI) tahun 2022.

Masih pada Tahun 2022, Yulion terpilih sebagai finalis Duta Siswa Provinsi Papua yang menunjukkan kemampuannya dalam berbicara dan kepemimpinan. Adapun dalam bidang literasi, Yulion meraih medali perak dalam Olimpiade Literasi dan Numerasi Indonesia pada tahun 2022. Sebagai ganjarannya, Tahun 2023, Yulion dinobatkan sebagai Duta Penggerak Literasi Indonesia Papua dan lantas menjadi Duta Inisiatif Indonesia Papua Pegunungan karena komitmennya pada lingkungan di Papua.
Baca juga:Siswa ADEM Akui Kebermanfaatan Program Afirmasi
Masa kecil
Yulion menjalani masa kecil dan sekolah dasar di kampungnya di Kabupaten Pegunungan Bintang. Ayahnya berprofesi petani yang hasil pertaniannya hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Entah siapa yang memicu dan memotivasi, saat menjelang lulus SD Tahun 2018 lalu, Yulion kecil memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di luar kampungnya. “Saya waktu itu berpikir, kalau saya masih tetap di kampung, bagaimana masa depan saya, saya ingin hidup lebih baik, “kenang Yulion.
Atas ijin orang tuanya, Yulion merantau ke Kabupaten Keerom di Propinsi Papua, sekitar satu jam perjalanan dari Jayapura, ibukota Propinsi Papua. Tinggal dengan nenek angkatnya, Yulion melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Distrik Arso, Keerom.
Yulion juga mengenang, saat kelas satu di SMP, ketika libur sekolah, sempat menjadi kuli bangunan dan mendapat upah Rp2 juta. “Meski masih SMP kelas 1, waktu itu badan saya sudah bongsor, jadi ada teman saya mengajak untuk bantu-bantu di proyek bangunan, jadi pengaduk semen. Uang itu langsung saya bayarkan untuk SPP sampai kelas 3 SMP,” kata Yulion.
Baca juga:Yulion Mirin: Siswa ADEM Yang Peduli Papua (Bag 1)
Keterbatasan ekonomi nenek angkatnya tidak membuat Yulion patah semangat untuk mengejar masa depan yang lebih baik, seperti yang dipikirkan saat sekolah di kampungnya. Pandemi Covid-19 yang dimulai tahun 2019 lalu membuat Yulion terpaksa belajar secara daring. Namun, dari situlah Yulion berkenalan dengan webinar. Yulion pun keranjingan mengikuti berbagai webinar saat masih duduk di bangku SMP. Rupanya, dari webinar itu, Yulion mengenal banyak teman dari luar Papua dan juga menambah banyak wawasan dan cakrawalanya. Salah satunya tentang literasi.
“Dari berbagai webinar itu, saya menyadari, di Papua itu literasi dan pendidikan belum maju, padahal semangat belajar anak-anak Papua itu tinggi, namun fasilitas belajar yang dibutuhkan sangat minim, “ujarnya.
Tahun 2021 lalu, saat usianya masih 16 tahun dan duduk di bangku SMA kelas satu, Yulion menginisasi sebuah program bertajuk “ALAT TULIS UNTUK KAWAN DI PEDALAMAN PAPUA”. Tak sekedar gagasan tanpa aksi, mulai Tahun 2021, Yulion mengajak teman-temannya sesama siswa ADEM dan sukarelawan lainnya untuk mewujudkan gagasan itu. Yulionpun memanfaatkan sebagian uang yang diterimanya sebagai peserta ADEM yang sebesar Rp2juta se bulan untuk memberikan dukungan dan akses ke alat tulis sekolah yang dibutuhkan oleh anak-anak di pedalaman Papua agar semangat mereka dalam belajar dapat terus berkembang.
Tahun 2023, Yulion bersama dengan Citra Kirana Utari dinobatkan sebagai Duta Penggerak Literasi Propinsi Papua Tahun 2023