Jakarta– Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas)Tahun 2025 lalu, Presiden Prabowo Subianto memberikan kado yang menggembirakan bagi insan pendidikan. Kado itu berupa peluncuran Program Hasil Terbaik dan Cepat (PHTC). Salah satunya adalah percepatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan(PSPP).
Sebelumnya, pada acara Konsolidasi Nasional Pendidikan 2025, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti mengungkapkan, salah satu tantangan dalam dunia pendidikan Indonesia adalah kondisi sarana dan prasarana pada sebagian sekolah yang mengalami rusak sedang sampai berat. Mengacu pada data statistik pendidikan BPS tahun 2024, di jenjang sekolah dasar, ada 49 persen sekolah yang mengalami rusak sedang dan 11 persen rusak berat, sementara di jenjang SMP, 42 persen rusak sedang dan 7 persen rusak berat, dan di jenjang SMA, 33 persen rusak sedang dan 6 persen rusak berat serta di jenjang SMK, 33 persen rusak sedang dan 3 persen rusak berat.
Sebelumnya lagi, saat rapat dengar pendapat bersama Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Komisi X DPR,4 Maret 2025, Kepala Biro Perencanaan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Vivi Andriani, mengungkapkan, sebanyak 10 ribu satuan pendidikan di daerah tertinggal, terdepan, terluar atau 3T masih dalam kondisi rusak. Kerusakan yang terjadi mulai dari rusak sedang hingga berat. “Dari total satuan pendidikan di daerah 3T sebanyak 20 ribu, 10 ribunya masih dalam kondisi rusak,” ujarnya.
Presiden menyadari, pada APBN 2025, ada anggaran sekitar Rp17 triliun untuk memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Menurut Presiden, anggaran sebesar itu mungkin hanya cukup untuk memperbaiki sebanyak 11 ribu sekolah.
“Kita harus memperbaiki sebanyak-banyak sekolah seluruh Indonesia dalam waktu secepat-cepatnya,” tegas Presiden pada Hardiknas di SD Negeri Cimahpar 5, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Dikatakan Presiden, saat ini baru bisa 11 ribu sekolah yang akan diperbaiki, tapi dengan penghematan anggaran, dan pendapatan negara meningkat, perbaikan sekolah akan terus ditambah.
Presiden meyakini dengan pengelolaan manajemen yang baik seluruh kepentingan rakyat dapat terpenuhi.
“Setiap dana akan dikelola dan digunakan sungguh-sungguh untuk kepentingan rakyat. Saya berpikir kita bisa mempercepat perbaikan sendi-sendi kehidupan bangsa, antara lain memperbaiki semua sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Ini sasaran kita,” ujar Presiden.
Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan itu sendiri akan menggunakan pola swakelola mandiri, sehingga diharapkan terjadi efisiensi, dapat memberdayakan komunitas sekolah dan masyarakat setempat dalam pembangunan, sehingga menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama.

Serentak di daerah
Dalam waktu yang bersamaan di Hardiknas tersebut, di beberapa wilayah mulai dilakukan perbaikan sarana dan prasarana sekolah. Kemendikdasmen mengirimkan jajaran pejabat eselon I dan II ke berbagai daerah, termasuk wilayah 3T, untuk memulai pelaksanaan PSPP tersebut.
Di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin, menghadiri revitalisasi sekolah, salah satunya adalah TK Pertiwi I Serang, Kabupaten Purbalingga. Sebagai penanda simbolis, dilakukan pemakaian helm proyek kepada pihak sekolah. Hafidz juga menyerahkan boneka Bebe dari Badan Bahasa dan buku bacaan anak dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.
Di Bekasi, Inspektur Jenderal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Faisal Syahrul, hadir untuk mengawal secara langsung peluncuran Program Revitalisasi dan Digitalisasi Sekolah di SDN 4 Padurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi.Irjen Syahrul menyempatkan diri meninjau ruang kelas dan melakukan peletakan batu pertama (ground breaking).
“Kami prioritaskan untuk sekolah-sekolah yang tingkat kerusakannya sedang sampai berat. Presiden sangat perhatian terhadap sekolah yang atapnya bocor atau bangunannya tidak layak,” jelasnya lebih lanjut.
Di SDN 4 Padurenan sendiri, terdapat tiga ruang kelas dengan tingkat kerusakan hingga 80 persen yang saat ini telah dinyatakan tidak layak digunakan demi keamanan.
Sementara itu, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, melakukan peletakan batu pertama perbaikan Sekolah Dasar Kaiwatu GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa) di bilangan Kairagi Dua, Mapenget, Manado, Sulawesi Utara.
Peletakan batu pertama di SD GMIM Kaiwatu ini juga menandai revitalisasi sekolah di luar Jawa dan termasuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Kegiatan di Manado ini menegaskan bahwa semangat revitalisasi sekolah adalah semangat pemerataan pembangunan dalam upaya membangun Pendidikan Bermutu untuk Semua.
“Revitalisasi di SD GMIM Kaiwatu ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mendukung keberlanjutan sekolah-sekolah swasta yang telah berkontribusi bagi pendidikan di Indonesia,” terang Fajar.
Program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP) ini juga menyasar lebih dari 750 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia pada tahun 2025. Selain SMK, ada lebih dari 150 sekolah luar biasa (SLB) yang juga akan direhab.
Tujuannya adalah agar proses pembelajaran siswa dapat berjalan lebih baik dalam mencapai standar mutu yang diharapkan. Sementara itu, untuk sanggar kegiatan belajar (SKB) dan pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM), akan dialokasikan kepada lebih dari 50 satuan pendidikan.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, mengatakan bahwa sasaran Program PSPP sangat beragam, mulai dari pembangunan dan perbaikan ruangan belajar, pembangunan ruang praktik, toilet sekolah, hingga kantin sekolah.
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK diketahui akan melakukan groundbreaking pada 11 titik satuan pendidikan, antara lain SMKN 3 Banda Aceh (Aceh), SMKN 3 Banyumas (Jawa Tengah), SMKN 2 Banjarbaru (Kalimantan Selatan), SMKN 3 Kupang (Nusa Tenggara Timur), SLB Putra Bakti (Lampung), SLBN Slawi (Jawa Tengah), SLB YPAC Makassar (Sulawesi Selatan), SKB H. Dariyah (Aceh), SKB Kebumen (Sulawesi Selatan), SKB Biringkanaya (Sulawesi Selatan), dan PKBM Al-Firdaus (Kalimantan Selatan).