Surabaya– Mahasiswa penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek diharapkan lulus kuliah tepat waktu, memiliki banyak pengetahuan, keterampilan dan pengalaman, serta mempublikasikannya melalui jurnal, buku, dan media publikasi lainnya. Setelah lulus, gunakanlah ilmu,dan pengalaman yang dipunyai untuk kemaslahatan masyarakat dan negara.
“Semuanya diawali dengan niat dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan kompetensi dan kemanfaatan diri”. Demikian dikatakan Andi Dwi Sutanto, Kepala Program Pascasarjana, Departemen Sistem Informasi, Institut Teknologi Surabaya (ITS).
Konsultan e-Government dan smart city di berbagai propinsi dan kota di seluruh Indonesia tersebut mengatakannya dalam kegiatan Pembekalan Studi bagi mahasiswa BPI Tujuan perguruan tinggi dalam negeri di Surabaya, 12 Oktober 2023.
Kepada 100 mahasiswa penerima BPI dari Jawa Timur dan sekitarnya yang hadir secara langsung dan 350 lainnya secara daring, Andi menekankan, bahwa kompetensi itu artinya memiliki pengetahuan dan dengan pengetahuannya itu bisa melakukan berbagai hal untuk kebermanfaatan bagi diri, masyarakat, dan negara.
“Kompetensi itu bukan sekedar lulus dengan IPK tinggi, tapi bisa melakukan sesuatu, bisa berkarya, dan mengamalkan ilmunya itu, “tekan Andi.
Agar kompetensi itu bisa diamalkan, Andi mengajak para mahasiswa penerima BPI untuk jangan segan-segan mempromosikan kompetensinya melalui berbagai media komunikasi, serta menjalin silaturahmi dengan banyak kalangan.

Baca juga : Penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Diminta Tabah, Amanah dan Siap Berkontribusi
Kuasai teknik menulis
Ditekankan oleh Andi, salah satu hal yang harus dimiliki mahasiswa untuk mempunyai kompetensi adalah keahlian menulis. Menurut Andi, keahlian menulis merupakan salah satu keahlian yang harus dimiliki mahasiswa, Baik di jenjang sarjana, master, maupun doktoral. Pasalnya, selama perkuliahan, sebagian besar penugasan berupa tulisan, seperti paper atau tulisan hasil penelitian, essay, tesis, disertasi, dan lainnya.
“Mulailah belajar menulis dari kejadian sehari-hari, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, hasil pengamatan, dan lainnya, dokumentasikan dalam bentuk tulisan, misalnya di blog pribadi,” katanya.
Menurut Andi, dengan menulis, berbagai pengalaman dan perjalanan hidup akan terekamhikmahnya serta tidak akan hilang atau terlupakan. “Bahasa saya, ikatlah ilmu dengan menulis dan bagi saya, menuliskan ilmu yang bermanfaat merupakan amal jariyah, “ujar penerima delapan beasiswa dari dalam dan luar negeri selama 15 tahun terakhir ini.
Dikatakan Andi, ketika akan menulis paper, essay, tesis atau disertasi, pahami dulu ciri atau karakter tulisan untuk tujuan akademik atau tulisan ilmiah. Ada lima ciri tulisan akademik yang dipaparkan Andi, salah satunya adalah gaya penulisan yang formal dan argumentasi objektif.
“Tulisan harus berdasarkan data, bukti berdasar penelitian, dan logika yang masuk akal, bukan sekedar asumsi penulis,”ujarnya.
Baca juga : Berawal Dari Dana KIP Kuliah, Jadi Bisnis Beromzet Miliaran

selain itu, juga wajib mencantumkan sumber referensi,dan ditulis secara sistematis dan jelas dengan struktur logika yang baik dan benar sehingga hubungan antar ide atau konsep mudah diikuti dan difahami.
“Terakhir, bebas kesalahan, baik kesalahan tata Bahasa, salah tulis, tanda baca, tenses, grammar, dan lain-lainnya. Tak jarang, pembimbing atau promotor disertasi malas menilai ketika tulisan kita banyak salah ketik, “kata Andi.
Andi memberi sedikit saran pada mahasiswa, agar saat menulis paper atau tulisan hasil penelitian, mulai menulis dengan diawali judul, research question, metodologi, hasil dan pembahasan, dan kesimpulan. Pendahuluan bisa ditulis diakhir penulisan.
“Untuk research question, pastikan memiliki unsur kebaruan atau temuan baru dan berkontribusi bagi pengembangan teori dan praktek, “kata Andi.
450 Mahasiswa penerima BPI tujuan dalam negeri yang mengikuti pembekalan di Surabaya itu merupakan bagian dari total 1.989 penerima BPI dan 95 penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dalam negeri Batch 1 tahun 2023. Pembekal studi juga diselenggarakan di Yogyakarta, Makasar, dan Semarang.