Jakarta- Jangan pernah takut untuk bermimpi dan menggapai cita-cita walau memiliki banyak keterbatasan, yakinlah bahwa alam semesta akan mendengar mimpimu dan membantu mewujudkannya.
Sepenggal quote itu menjadi pegangan bagi Feri Kurniawan dalam menapaki kehidupannya yang penuh kerikil, bahkan batu-batu tajam kehidupan. Mahasiswa semester lima Program Studi Aktuaria di IPB University ini tak menyesali jalan hidupnya yang tidak seperti umumnya mahasiswa lain.
Saat masih duduk di kelas 2 sekolah dasar, ayahnya pergi meninggalkan keluarganya dan tidak pernah kembali lagi, bahkan hanya untuk sekedar mendengar kabar tentang Feri, anaknya, pun tidak, apalagi memberi bantuan pendidikan dan menafkahinya. Ditinggal ayahnya, ibunya kembali menikah, bahkan menikah tiga kali. Kini, Feri pun tinggal dengan ibunya di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, tempatnya dilahirkan. Feri tinggal dengan ibunya bersama dengan dua adiknya dan satu kakaknya. Mirisnya, keempat bersaudara itu terlahir dari ibu yang sama namun masing-masing berbeda ayah.
Keterbatasan ekonomipun menjadi makanan keseharian Feri dan keluarganya. Ibunya sama sekali tidak bekerja, hanya mengandalkan bantuan sanak saudaranya yang tidak seberapa. Keterbatasan ekonomi keluarganya membuat keluarganya masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan karenanya sejak Feri kecil, keluarganya mendapatkan bantuan langsung tunai, terdaftar sebagai Peserta Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan pemerintah lainnya.
Ekonomi keluarga Feri sedikit membaik ketika kakak perempuannya memperoleh pekerjaan sebagai marketing sebuah perusahaan property di Bogor. Kakaknya itulah yang membantu ekonomi keluarga walaupun bantuannya tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarga sepenuhnya. Saat ini kakaknya berhenti bekerja setelah menikah dengan seorang kontraktor dan dengan bantuan suaminya itu, kakaknya terus membantu ekonomi keluarganya di Pelabuhan Ratu.
Bagi Feri, kakak merupakan malaikat, yang diutus Tuhan untuk membawa keluarganya keluar dari ketidak pastian. Kakaknya adalah sosok yang sangat ia hargai meskipun keras hati, seseorang yang tanpa pamrih berjuang agar Feri dan adik-adiknya bisa mendapatkan pendidikan terbaik.
Saat memasuki jenjang SMP, Feri menerima bantuan pemerintah di bidang pendidikan. “Saya lupa lagi apa namanya, pokoknya saat di SMP beberapa kali dapat bantuan dari pemerintah, dan saat masuk SMA saya dapat Program Indonesia Pintar (PIP), itu kartu KIPnya saya punya, “kata Feri saat berbincang-bincang dengan Tim Puslapdik beberapa waktu lalu di kampusnya di IPB University.
Baca juga : Berawal Dari Dana KIP Kuliah, Jadi Bisnis Beromzet Miliaran

Prestasi di tengah keterbatasan
Namun,Tuhan memang Maha Adil. Di tengah morat-maritnya ekonomi keluarga, Feri mampu menjalani pendidikannya sejak sekolah dasar hingga SMA dengan normal. Bahkan Feri menunjukkan kelebihannya dalam Matematika, pelajaran yang paling disukainya. Saat di SMA, Feri sempat menjadi tutor matematika di sebuah lembaga pendidikan selain juga sempat aktif di marketplace sebagai afiliator.
Feri juga beberapa kali mengikuti olimpiade bidang matematika. Salah satunya pada ajang Pesta Sains Nasional (PSN) tahun 2020 yang diselenggarakan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) IPB University. saat itu, Feri lolos sebagai Top 10 Finalist. Keberhasilannya itu lah yang membuat Feri memperoleh Golden Ticket saat seleksi mahasiswa IPB tahun 2022 lalu. Prestasi dan kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) saat di SMA juga membuat Feri memperoleh bantuan pemerintah berupa KIP Kuliah.
Bagi Feri, KIP Kuliah merupakan bentuk dukungan Tuhan dan alam semesta bagi dirinya yang berada dalam lingkungan keluarga yang tidak ideal.
“KIP Kuliah sangat berarti dan membantu meringankan beban keluarga dan memberikan kesempatan bagi saya untuk melanjutkan studi tanpa terlalu membebani keluarga, “kata Feri.
Baca juga : Lewat Inspirasi Pesisir, 18 Siswa Kepulauan Tanakeke Peroleh KIP Kuliah
Feri mengakui, sebagai penerima KIP Kuliah,dirinya punya tanggungjawab yakni memenuhi standar nilai minimal IPK yang ditetapkan IPB. Feri berusaha keras untuk sukses di perkuliahan untuk meraih mimpi-mimpinya.
“Setiap pencapaian dan langkah yang saya ambil tidak hanya melalui proses yang mudah, tetapi penuh dengan usaha dan pengorbanan yang sering kali tidak terlihat oleh orang lain. Ini adalah sisi kehidupan saya yang jarang diketahui, namun menjadi bagian penting dari siapa saya dan bagaimana saya mengatasi berbagai rintangan dalam hidup,”ujarnya.

Feri selalu teringat nasehat ibunya dan orang-orang yang berpengaruh dalam hidupnya yang sering kali menjadi panduan dan sumber inspirasinya. Salah satu nasihat yang terngiang adalah “Jangan pernah menyerah pada impianmu, meskipun jalan menuju kesuksesan penuh dengan rintangan.”
Nasihat itu bagi Feri mengingatkannya untuk tetap berjuang meskipun menghadapi kesulitan dan ketidakpastian. Selain itu, Feri juga menemukan inspirasi, bahwa “Kedamaian batin datang dari menerima dan menghadapi kenyataan dengan penuh keberanian”. Bagi Feri, hal itu mengajarkan pentingnya ketenangan dan penerimaan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
Di tengah kesibukannya berkuliah, Feri kerap memberikan tutorial bagi adik-adik tingkatnya yang masih dalam masa-masa PPKU atau Program Pendidikan Kompetensi Umum, terutama terkait mata kuliah matematika yang sangat dikuasainya. Di kampus, Feri sempat terlibat di kegiatan PSPL (Pengenalan Sistem Pendidikan dan Lingkungan) bagi mahasiswa baru tahun 2022.

Berhasil kuliah karena bantuan KIP Kuliah, Feri berharap, bila sudah lulus kuliah kelak, bisa mengubah kehidupan diri dan keluarganya, terutama adik-adiknya. Feri yakin, pendidikan itu sangat powerfull seperti dikatakan salah seorang tokoh panutannya, Nelson Mandela “Education is the most powerfull weapon which you can use to change the world”.
Menjalani kehidupan yang sejak kecil penuh ketidakpastian, baik dari sisi ekonomi maupun kehidupan keluarga yang broken home atau broken family, menjadikan Feri sebagai orang yang tegas dan ikhlas menjalani kehidupan.
Feri selalu terinspirasi lirik lagu “Sudah’ dari penyanyi favoritnya, Ardhito Pramono.
…..Pagi dan sudah
Sudahi malam yang duka
Dunia kau kan baik saja
Hujan akan tiba melahirkan pelangi…
…..Sudah
lupakan semua derita
Doa semesta mencairkan
Luka akan hilang perlahan terobati….