Semarang–-Bertempat di kawasan pesisir Kelurahan Tambak Lorok, Semarang, sebanyak 20 mahasiswa dari komunitas Awardee Beasiswa Unggulan (BU) Universitas Diponegoro menggelar kegiatan “Eco Generation: Membangun Generasi Kreatif dan Peduli Lingkungan” pada 25 Agustus 2024 lalu.
Kegiatan yang bermitra dengan Komunitas Asa Edu, sebuah komunitas yang berfokus pada pemberdayaan anak-anak di daerah pesisir, ini, bertujuan memberikan edukasi lingkungan pada anak-anak sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan sehat.
Menurut Rafi Zulmy Saputra, Ketua Komunitas BU Undip, kegiatan tersebut terdiri dari tiga langkah, yakni pendalaman materi terkait kebersihan dan pelestarian lingkungan hidup, kreatifitas anak-anak dalam memanfaatkan barang-barang bekas untuk difungsikan kembali, serta penanaman pohon.
“Anak-anak kita ajari pelestarian lingkungan, memanfaatkan barang-barang bekas, seperti botol air kemasan untuk dihias dan dijadikan pot, serta diajarkan mengenai menanam pohon di botol bekas air kemasan yang sudah dihias, “ujar mahasiswa jenjang S1 Program Studi Perikanan Tangkap, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro tersebut.

Sebanyak 33 anak dari jenjang Taman Kanak-Kanak B dan sekolah dasar terlibat dalam kegiatan tersebut. Kegiatan tersebut juga didukung oleh Bank Jateng KCP Politeknik Negeri Semarang dan Dinas Lingkungan Hidup melalui Balai Sertifikasidan Perbenihan Tanaman Hutan (BSPTH) Kota Semarang yang telah memberikan bibit tanaman sebanyak 100 bibit Kayu Putih
“Kami berharap, program penghijauan dan edukasi lingkungan di kawasan pesisir ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, terutama bagi generasi muda yang merupakan harapan masa depan, “ujar Rafi.
Fokus pada bidang maritim
Tentang Rafi sendiri, anak pertama dari 3 bersaudara itu terlahir dari keluarga yang kesehariannya tidak jauh dari laut. Ayahnya berprofesi sebagai pengusaha kecil bidang olahan ikan laut dan sempat berkarir di koperasi nelayan.
Lulusan SMA 1 Juwana, Pati, ini juga sejak kecil banyak berkecimpung dengan perikanan, karena tinggal di daerah pesisir, dekat dengan kawasan pelelangan ikan di Pati, dan berkenalan dengan teman yang anak pemilik kapal penangkap ikan. Hal itu memicu ketertarikan Rafi pada bidang perikanan, kelautan dan umumnya terkait kemaritiman sehingga memutuskan untuk kuliah di Program Studi Perikanan Tangkap.
Pada September 2023 lalu, Rafi bersama teman-temannya dari prodi Perikanan Tangkap meraih medali silver pada kompetisi inovasi internasional berjudul WorldInvent Singapore 22+23 di Singapura. Even tersebut dihadiri oleh 9 (Sembilan) negara, yaitu Singapura, Thailand, Saudi Arabia, Vietnam, China, Qatar, Romania, Morocco, dan Indonesia.
Tim Capture Project yang diketuai Rafi itu melakukan inovasi berupa “Multi-purpose Modular Data Collector for Conducting Underwater Research”, yakni prototype alat yang dapat digunakan untuk pengumpulan data kondisi perairan berbasis internet of things dengan menggunakan media unmanned aerial vehicles, seperti drone.
Kelak, setelah lulus S1, Rafi berniat untuk melanjutkan studi S2 dan mendalami studi terkait kebijakan maritim.“Saya sudah punya tujuan perguruan tinggi untuk S2 itu, yakni di Universitas Wollongong, Australia, “katanya.
Rafi tertarik pada studi kebijakan maritim karena saat ini banyak kebijakan maritim yang tidak tepat dan mengancam kelestarian sumber daya laut serta kerap berbenturan dengan kepentingan masyarakat.